KORBAN DARI SEMUANYA

Banyak orang yang sudah kenal dengan diriku, namun masih berjuta orang yang belum tau siapa diriku.  Itu bukan suatu masalah yang besar, karena aku menganggap diriku bukan seorang Raja ataupun seorang Artis dan Publik Figur yang harus dipromosikan. Padahal diriku sering mempromosikan orang lain. Percaya atau tidak terserah Penilaian anda.

terlahir dari seorang ibu atas bantuan seorang ayah, maka terlahirlah aku.

namun aku merupakan bagian dari sejarah yang mau dan berani mengungkap semua bentuk kebohongan yang ada disekeliling dan didepan mataku.

Aku pernah menjadi seorang yang teraniaya dalam hidup, dan sampai sekarang pun aku masih tetap teraniaya oleh mereka yang memaksakan untuk mendapatkan kekuasaan.

Perlu diketahui, bahwa sejarah berdirinya Radio Yasmara Surabaya merupakan bagian dalam keluargaku.  Kakekku dulu seorang Pejuang Negara dan Pejuang Agama, begitu banyak orang berkata dan menceritakannya kepadaku.  Hingga beliau bisa menjadi Ketua Yayasan Masjod Rahmat Kembang Kuning Surabaya, sebuah masjid peninggalan Sunan Ampel. 

Untuk memaksimalkan syiar dan dakwah, Kakekku mendirikan sebuah Radio untuk corong dakwah dari masjid tersebut. Kenyataannya memang berhasil mendirikan, bahkan kakekku sampai menjual Perhiasan milik Nenekku untuk sebuah tujuan mendirikan Radio Yasmara Surabaya. Dengan berjalan kaki dan diantar oleh beberapa temannya, kakekku berhasil mendapatkan surat ijin usaha mendirikan sebuah Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang Radio Swasta Komersil.

Kala itu, kakek bingung untuk nama Radio yang akan dipergunakan untuk publikasi dan syiar dari Masjid Rahmat.  Waktu itu menjelang Maghrib, kakekku dan beberapa saudara serta teman - teman nya sedang asyik mendengarkan sebuah lagu dengan syair  Yaa Asmara tu Khoiro...

Lalu terbesit akan kalimat itu, dan terbentuklah kata Ya Asmara...

namun kurang pas, maka terjadi rembukan bagaimana kalau dinamakan Yasmara.

radio Yasmara berdiri sejak tahun 1967 dan bermukim di Jalan Chairil Anwar 27, atau tepatnya disamping Masjid Rahmat Surabaya. Dan setelah itu mengudaralah Radio tersebut dengan hanya 3 Orang Penyiar, Ibuku, Kakekku dan Adik Kakek.

Masa kejayaan dilalui hingga bisa menjadi sebuah Radio terkenal dan ternama di Era tahun 70 - 80an.  Namun setelah kakek meninggal di tahun 1989, konflik pun terjadi.

Adik Angkat kakek mengaku bahwa Radio Yasmara bukan milik Kakekku, tapi milik Yayasan Masjid Rahmat.  Sengketa tanah, dan segala sesuatunya pun terjadi.  Anehnya, keluargaku kalau ingin menang di Pengadilan, harus membayar 30 Juta tahun 1993.  Sebuah angka yang cukup menggiurkan, dan siapa orang yang tidak ingin mendapatkannya.  Tapi keluargaku tidak mau dan menolak akan penawaran, Edaaann... Hakim kok minta disuap, apa tidak pernah mendapat suap nasi dari ibunya.... ????

Keluargaku pun kalah, dan akhirnya dengan sangat terpaksa Radio Yasmara berubah kepemimpinan dan kepemilikan dari Milik Perseorangan menjadi milik Yayasan Masjid.

Yang menjadi kejanggalan, mana ada sebuah Yayasan memiliki usaha sebuah Perseroan Terbatas.  Yang lebih mengherankan, sebuah Perseroan Terbatas dibiayai oleh sebuah Yayasan Masjid.  Sungguh tidak masuk akal, orang bodoh pun tau kalo itu hanya skenario dan memanfaatkan kondisi.

Hingga akhirnya Radio Yasmara menjadi sebuah Radio Komunitas dan tidak bisa mengudara seperti Radio Swasta Komersil pada umumnya,karena tidak bisa menutup anggaran Operasional per bulannya.

Gayung bersambut, masyarakat meminta Radio Yasmara untuk dikembalikan pada keluargaku.

Keluargaku pun menerima, dan aku diminta membantu disana.

Alhamdulillah, begitu dikembalikan pada keluargaku, kepercayaan Pihak Sponsorship pun mulai berdatangan dan mau memasang serta mempromosikan usahanya lewat Radio yang kini masih tetap eksis di Frekwensi AM.

Namun sayang, hal itu tidak berlangsung lama dan tidak sampai berjalan 1 tahun.

Keinginanku untuk memperkenalkan kembali Radio Yasmara ke masyarakat pun harus kandas dan tinggal impian belaka.

Aku didepak dari Management dengan berbagai macam Fitnah dan tuduhan yang dilontarkan serta tidak masuk akal, ini pun atas prakarsa dan skenario dari seorang

Muhammad Ali Muchsin

Adik Angkat Alm. KH. Abd. Hamid Hasbullah

Saksi utama masih mau bercerita tentang sejarah Masjid Rahmat dan Radio Yasmara kepadaku, bahkan bagaimana perilaku dan sifat Jelek M. Ali Muchsin yang suka menyantet orang pun diceritakan semuanya padaku.

Dalam Otakku hanya ingin berkata, 

Apa benar Pengurus Masjid itu Suka Menyantet ...

Lalu siapa almah. Afifah yang sempat menghabiskan dana Radio Yasmara, dan ada hubungan apa dengan M. Ali Muchsin ....  ???

Siapa yang menjadi Bapak dari seorang bernama Palupi Hikmawati, yang terlahir dari rahim seorang Ibu bernama Indra ...

Pengurus Masjid suka mempermainkan wanita tanpa ada status pernikahan...

Maaf kalo tulisan ini begitu pedas bagi mereka yang merasakannya, karena aku merasakan masih banyak Orang - orang yang menganut paham Edukasi Muchsin.

Dia mengklaim sebagai orang yang tau akan sejarah Kembang Kuning, Masjid Rahmat dan Radio Yasmara.  Namun apa yang dilontarkan kepada orang - orang ITU TIDAK BENAR...

Semoga Allah melindungi orang - orang yang berada dibawah kepemimpinan Yayasan Masjid Rahmat Surabaya, dan semoga Allah mengampuni mereka yang suka menyelewengkan sebuah sejarah perjuangan.

Kisah ini bisa diangkat dalam sebuah Novel, Sinetron atau apa saja yang mau mempublikasikannya.

Apa yang tertulis adalah benar, dan saya siap mengantarkan saksi kunci yang sampai sekarang Alhamdulillah Allah masih memberikan umur dan kesehatan kepadanya.

Terima kasih sudah menerima dan membaca rangkaian yang sudah saya uraikan